السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Kita membahas tentang "Menyambut bulan Ramadhān".
Kemudian perkara yang hendaknya kita lakukan sebelum bulan Ramadhān yang lainnya adalah:
⑹ Mempelajari tentang adab-adab puasa.
Bahwasanya mempelajari puasa atau adab-adab puasa itu penting sekali, karena itu merupakan kesempurnaan dari puasa kita.
Banyak orang yang tidak mempelajari tentang adab puasa, akhirnya jatuh kepada kesalahan. Sebuah contoh, misalnya orang tidak mengerti adab sahur, sahur itu bagaimana?
Sahur secara bahasa arab diambil dari kata sahar yang artinya akhir malam dan disebut sahur artinya makan di akhir malam.
Jika ada yang sahur jam 01.00 apakah termasuk sahur?
Bukan, karena tidak disebut sahur kecuali di akhir malam.
Jika jam 01.00 atau jam 02.00 namanya 1/3 malam.
Kemudian terkadang seseorang tidak memperhatikan adab, suka mengganggu.
Jika malam jam 01.00 jam 02.00 ada yang suka membuat kebisingan dengan alasan membangunkan orang sahur. Ada yang menggunakan bedug keliling sambil berteriak "sahur-sahur" dan lain sebagainya.
Jika ditanya, jawabnya untuk kebaikan, membangunkan orang untuk sahur.
Apakah sudah masuk waktu sahur?
Jam 01.00 jam 02.00 belum masuk waktunya sahur. Sahur yang dicontohkan Nabi adalah pada akhir malam.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضى الله عنه – أَنَّ نَبِىَّ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ
– رضى الله عنه – تَسَحَّرَا ، فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِىُّ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم
– إِلَى الصَّلاَةِ فَصَلَّى . قُلْنَا لأَنَسٍ كَمْ كَانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِى
الصَّلاَةِ قَالَ كَقَدْرِ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu pernah makan sahur. Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk shalat, lalu beliau mengerjakan shalat. Kami bertanya pada Anas tentang berapa lama antara selesainya makan sahur mereka berdua dan waktu melaksanakan shalat Shubuh. Anas menjawab: "Yaitu sekitar seseorang membaca 50 ayat (Al Qur’an)." (HR Bukhari nomor 1134 dan Muslim nomor 1097).
--> 50 ayat, jika kita baca secara tartil tidak sampai 15 menit, mengapa kita kemudian sahur jam 03.00 atau jam 02.00.
Hal ini:
1. Menyelisihi secara bahasa Arab itu sendiri mengenai arti sahur.
2. Menyelisihi sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Terkadang masjid menjadi tempat mengganggu orang ketika bulan puasa. Malam-malam dipakai nyanyi-nyanyi, bahkan mereka membaca qurān dibagus-bagusin dengan memakai speaker?
Kita tidak boleh mengganggu orang walaupun dengan membaca Qurān.
Dalam hadits Abu Daud disebutkan, bahwa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mendapati para sahabat sedang shalat sendiri-sendiri dan masing-masing mengeraskan suaranya, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَلَا يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ أَوْ
قَالَ فِي الصَّلَاةِ
"Ketahuilah, sesungguhnya kalian tengah berdialog dengan Rabb, oleh karena itu janganlah sebagian yang satu mengganggu sebagian yang lain dan jangan pula sebagian yang satu mengeraskan terhadap sebagian yang lain di dalam membaca (Al Qurān) atau dalam shalatnya." (HR Abu Daud nomor 1135, versi Baitul Afkar adDauliah nomor 1332).
Makanya mengganggu orang lain walaupun dalam rangka membaca Qurān, tidak boleh.
Bukan tidak boleh membaca qurān, apalagi sampai jam 12.00 malam misalnya, yang tidak boleh itu memakai pengeras suara, karena mengganggu orang lain.
Selain itu bisa menimbulkna riya'.
Ini salah satu akibat kurang memperhatikan adab-adab Ramadhan.
Jangan menjadikan Ramadhan ajang mengganggu orang lain, jadikanlah Ramadhan waktu untuk mengikuti sunnah-sunah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kita sibukkan dengan banyak membaca Qurān (tanpa pengeras suara) dan sunnah-sunnah lainnya.
Amalan-amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan selain puasa:
1. Membaca Al Qurān.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang diturunkan padanya AlQurān." (QS Al Baqarah: 185).
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan tentang keistimewaan Ramadhan dengan diturunkannya Al Qurān.
Ibnu Abbas berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ
يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
"Adalah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan dan ketika bertemu dengan Jibril 'alayhis sallam. Dan beliau bertemu dengan Jibril 'alayhis sallam setiap malam di bulan Ramadhan untuk tadarus Al Qurān." (HR Bukhari nomor 5, versi Fathul Bari nomor 6).
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membaca (tadarus) qurān setiap malam dan malaikat Jibril membenarkan dan meluruskan.
Oleh karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ
بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ
Sesungguhnya puasa dan Al Qurān memberi syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat. Puasa berkata: “Ya Tuhanku, aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya." Berkata pula Al Qurān: ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya." (HR Ahmad nomor 6337).
Imam Malik bin Anas, jika datang Ramadhan, beliau menutup majelis haditsnya, beliau sibukkan dengan Al Qurān.
Inilah yang dilakukan oleh para sahabat, para tabi'in dan para salaf terdahulu.
Bahkan disebutkan dalam suatu riwayat, Imam Syafi'i setiap hari pada bulan Ramadhan menghatamkan Qurān. Walaupun yang sunnahnya tiga hari yang paling cepat.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda kepada 'Abdullāh bin 'Amr bin Ash:
يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي كَمْ أَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَالَ فِي شَهْرٍ قَالَ إِنِّي أَقْوَى مِنْ ذَلِكَ يُرَدِّدُ الْكَلَامَ أَبُو
مُوسَى وَتَنَاقَصَهُ حَتَّى قَالَ اقْرَأْهُ فِي سَبْعٍ قَالَ إِنِّي أَقْوَى مِنْ ذَلِكَ قَالَ لَا يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَهُ فِي
أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ
"Wahai Rasulullah, berapa lamakah aku harus mengkhatamkan AlQurān?"
Beliau bersabda:
"Dalam sebulan."
Abdullah bin 'Amru berkata:
"Sesungguhnya aku bisa lebih dari itu."
-Abu Musa (Ibnu Mutsanna) mengulang-ulang perkataan ini-
Dan Abdullah selalu meminta dipensasi hingga beliau bersabda:
"Jika demikian, bacalah Al Qurān (hingga khatam) dalam tujuh hari."
Abdullah berkata:
"Aku masih dapat menyelesaikannya lebih dari itu."
Beliau bersabda:
"Tidak akan dapat memahaminya orang yang mengkhatamkan Al Qurān kurang dari tiga hari."
(HR Abu Daud nomor 1182, versi Baitul Afkar AdDauliah nomor 1390).
Ini berarti 1 hari 10 juz. Jika kita tidak kuat, maka paling tidak dalam satu bulan khatam, maka satu hari 1 juz.
Bersambung kebagian 6 (lima), In syā Allāh.
Sumber :
🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 29 Sya'ban 1438 H / 26 Mei 2017 M
👤 Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc
📔 Materi Tematik | Menyambut Bulan Ramadhan (Bagian 5 dari 6)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AYBS-MenyambutRamadhan-05
🌐 Sumber: https://youtu.be/FfCa4yQUNOQ
-----------------------------------
Posting Komentar