![]() |
Berkeluh kesah memang sifat manusia. Apabila datang kesusahan
manusia menegluh dan bila datang kebaikan ia sombong. Sebagaimana Firman Allah
: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir”. (Q.S : Al-Ma’arij ; ayat : 19 – 21).
Demikian
kebanyakan manusia bersikap dalam harta, demikian halnya pula tentang anak.
Sebagian manusia sangat berkeinginan punya anak. Segala cara ditempuh. Dari
mulai yang baik, seperti: ke dokter, pengobatan alternative, berdo’a
sungguh-sungguh sampai ke tanah suci sambil umroh, sampai kepada hal-hal yang
terlarang, seperti: ke dukun, ke makam-makam dan tempat-tempat keramat dan
lain-lain.
Di sisi lain ada manusia yang mengeluh karena banyak anak.
Anak-anak tidak terurus, terlilit banyak hutang, pendidikan anak-anak
terlantar. Karena yang demikian itu sebagian manusia gelap mata. Ada yang
mengundi nasib dengan berjudi. Ada yang ke dukun, pesugihan, kuburan-kuburan
dan tempat-tempat keramat dan lain sebagainya.
Karenanya saat ini banyak orang yang takut mempunyai banyak
anak. Sering sekali kita mendengar di sekeliling kita orang-orang menasehati
para penganten baru atau ibu-ibu muda yang baru melahirkan agar mencukupkan
anak dua saja. Kalau ditanyakan kepada mereka kenapa menasehatkan yang demikian
itu, maka muncullah cerita-cerita yang menakutkan diiringi dengan contoh-contoh
betapa berantakannya hidup orang-orang yang mempunyai banyak anak. Sehingga
banyak orang tua saat ini yang bukan hanya takut punya anak lebih dari tiga
bahkan sampai-sampai merasa malu. Bahkan sangking takut dan malunya
sampai-sampai nekat menggugurkan kandungannya.
ISLAM MENGANJURKAN BANYAK ANAK
Allah
swt berfirman : “Dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah kepadamu” (Q.S.:
Al-Baqarah, ayat: 187).
Para ahli tafsir dari kalangan sahabat, tabi’in hingga
para imam ahli tafsir yang mulia memaknai ayat ini sebagai perintah untuk
mengusahakan keturunan.
Dalam
sebuah hadits yang shohih Rasululloh sholallohu’alaiwassalam bersabda:
“Nikahilah wanita yang penyayang dan dapat mempunyai banyak anak, sesungguhnya
aku berbangga dengan banyaknya kamu di hadapan para nabi di hari kiamat nanti”
(Hadits riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari Anas bin Malik).
Khusus hadits ini sangat sering kita mendengarnya baik dalam majelis-majelis
taklim, terutama dalam khutbah-khutbah nikah. Oleh karena itu secara umum
sebenarnya umat Islam mengetahui bahwa Allah dan RosulNya memerintahkan umat
Islam untuk banyak anak.
AKIBAT MALU BANYAK ANAK
1. Di antara mereka yang malu banyak anak
berpikir bahwa bila mereka banyak anak maka mereka akan susah. Hidup mereka
akan miskin, anak-istri kelaparan, tidak dapat menyekolahkan anak, terlilit
hutang dan lain sebagainya. Ini adalah berprasangka buruk kepada Allah. Yang
demikian itu adalah dosa besar yang lahir dari aqidah yang cacat, karena Allah
berfirman : “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus)
rizkinya sendiri, Allah-lah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu dan Dia
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS al-’Ankabuut:60).
2. Mereka yang sudah terlanjur hamil kemudian
nekat membunuh dara dagingnya. Hal ini bukan saja kedurhakaan kepada Allah yang
menyebabkan dirinya berdosa tapi juga membahayakan jiwanya sendiri. Alangkah
buruknya bila ajal menjemputnya dalam keadaan demikian. Allah berfirman : “Dan
janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar” (QS al-Israa’:31).
3. Sikap malu banyak anak mengakibatkan banyak
kehamilan yang tidak diinginkan diakibatkan merasa malu bila orang tahu sedang
mengandung anak ke-4 dan seterusnya. Ibu hamil yang seharusnya gembira dengan
kehamilannya malah menjadi stress dikarenakan kehamilannya. Akhirnya sang ibu
dan sang bayi menjadi tidak sehat baik pisik maupun psikologisnya.
4. Dari kehamilan yang tidak dinginkan lahir pula
anak-anak yang tidak diinginkan. Hal ini mengakibatkan hubungan emosional anak
dan orang tua serta lingkungannya menjadi tidak sehat. Maka tumbuhlah anak-anak
yang besar dengan perasaan marah dan memberontak. Akibat-akibat ini muncul
bukanlah karena banyak anak. Tetapi karena akidah umat yang rusak dikarenakan
lebih mendengarkan perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat dari mempelajari
aqidah yang benar.
5. Perkembangan umat Islam dari sisi jumlah terus
menurun dibanding dengan perkembangan umat yang lain. Tentunya ini adalah kasus
lokal seperti Indonesia contohnya.
KEUNTUNGAN BANYAK ANAK
1.
Sebenarnya kita dengan
mudah melihat di sekitar kita bahwa orang-orang yang mempunyai anak banyak
terlihat lebih baik kehidupannya dibanding yang anaknya hanya sedikit. Kecuali
kalau kita hanya memandang dari sisi ekonomi belaka. Seperti apa yang dialami oleh
Dede Arif Rahman yang menulis “Nikmatnya banyak anak” di IslamPos. Dari yang
ditulisnya berdasarkan pengalaman pribadi dapat disimpulkan :
a.
Anak-anaknya berusia 8
tahun, 6 tahun, 4 tahun dan 2 tahun dan masih berencana menambah bila Allah
menghendaki.
b.
Teman-teman yang mempunyai
anak satu atau dua merasa iri karena ia dan istri dapat banyak meluangkan waktu
untuk berjalan berdua dibanding dengan yang lain. Hal ini karena anak-anaknya
bukan hanya mandiri tapi juga senang bisa menjaga dan melayani adik-adiknya.
Sementara yang punya anak satu atau dua anak-anak mereka selalu ingin ikut
kemana pun orang tuanya pergi.
c.
Anak-anak mereka berprestai
di sekolah. Baik yang di sekolah dasar maupun taman kanak-kanak mendapat
rangking satu dan selalu diminta mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan.
2.
Anak-anak adalah amal
jariyah yang akan mengalirkan pahala dan do’a bahkan ketika kita sudah di alam
kubur. Kita semua pernah mengantar orang lain meninggal ke kuburan. Sampai
berapa lama kita mengingat orang yang
meninggal itu. Barang kali belum lagi sampai ke rumah kita sudah melupakan
kejadian tersebut. Satu-satunya yang mengingatnya dalam waktu yang lama adalah
anak-anak dan cucu-cucunya. Merekalah yang mengingat dan merekalah yang akan
mendo’akan. Anak dan cucu kita pula yang akan memperbaiki kesalahan kita dan
mencukupi kekurangan kita.
3.
Orang bijak berkata :
“Anak-anak bukan hanya membuat kita terhormat di hari tua, tetapi juga membuat
kita kaya lebih cepat”. Ketika umur mencapai enam puluh tahun, pekerjaan telah
meninggalkan kita, badan menjadi lemah, kulit menjadi keriput, mata menjadi
rabun, kesehatan pun sering terganggu. Siapakah yang masih menghormati kita. Siapa
yang menyayangi dan mencintai kita. Siapa yang mau setia menjaga kita. Siapa
lagi kalau bukan anak cucu kita. Betapa banyak orang yang cepat naik pangkat
karena kerja kerasnya demi anak-anak. Dan berapa banyak pula orang yang menjadi
kreatif dalam berbisnis karena anak-anaknya pula.
4.
Anak-anak yang lahir dan
besar di keluarga yang banyak anak cenderung memiliki jiwa kepemimpinan yang
lebih baik. Sedang anak-anak yang lahir dari keluarga dengan anak sedikit
apalagi yang anak tunggal lebih egois dalam kepemimpinannya. Anak-anak yang
lahir dari keluarga yang banyak anak kerap melalui hari-hari dengan saling berbagi,
saling melindungi, saling melayani dan membangun team work. Sedang anak tunggal
biasanya manja, banyak permintaan dan tak mengerti berbagi. Sedang yang anaknya
hanya dua dipenuhi dengan rasa cemburu dan persaingan. Orang tua dipusingkan
dengan harus beli dua dan harus sama pula.
HUKUM MEMBATASI JUMLAH ANAK
Dengan
keterbatasan ilmu dan refrensi saya katakan bahwa dari yang saya ketahui
diantaranya fatwa Lajnah Daimah Arab Saudi dan Majelis Ulama Indonesia berfatwa
bahwa membatasi jumlah anak hukumnya haram. Adapun menunda kehamilan karena
dikhawatirkan anak-anak akan tidak terurus, atau karena alasan medis yang bisa
membahayakan nyawa atas saran dokter, maka hal demikian adalah boleh. Adapaun
bila alasan khawatir mengganggu karir atau pekerjaan, takut tubuhnya tidak lagi
cantik, kurangnya waktu untuk bersenang-senang dan takut miskin dan sejenisnya maka
haram hukumnya membatasi kelahiran.
JUMLAH KASUS PENGGUGURAN KANDUNGAN DI INDONESIA
Jumlah
kasus pengguguran kandungan di Indonesia sangat fantastis bahkan mungkin yang
tertinggi di dunia. Saya mengambil angka yang dijadikan judul artikel di
fimadani.com bahwa jumlah kasus pengguguran kandungan di Indonesia diperkirakan
BKKBN mencapai 2,5 juta kasus, Inalillah wa Inna ilaihi rooji’un. Ini adalah
jumlah yang tak pernah terbayangkan oleh penulis. Karena kasus pengguguran
kandungan terbesar bukanlah karena hamil di luar nikah akan tetapi karena
kehamilan yang tak diinginkan oleh ibu-ibu yang gagal dalam program membatasi
jumlah anak. Sungguh ini adalah suatu kenyataan yang menggambarkan dangkalnya
keimanan dan akidah umat Islam.
Sumber : Buletin Assunnah Thn XI no 021435

Posting Komentar